Pages

Selasa, April 27, 2010

Tentang mimpi

Bagaimana kamu menggambarkan dirimu dalam 10 tahun kedepan?

Ini bukan pertanyaan yang harus dijawab dengan dahi berkerut, bahkan sampai harus ngarang2 segala supaya terdengar keren.
Pertanyaan ini harus diresapi, dalam suasana yang santai, kemudian dibayangkan.

Ada seorang temang yang mengatakan dia akan menjadi wanita aktif dan akan menjadi pembicara di seminar-seminar.

Ada yang ingin punya butik dengan cabang dimana-mana.

Ada juga yang ingin menjadi anggota legislatif.

Saya sendiri, sudah jadi apa ya dalam 10 tahun mendatang?
Pertanyaan ini selalu membuat saya sulit menjawabnya. Karena terus terang sampai saat ini saya belum yakin apa seberanya passion saya sebenarnya. Semua hal-hal dalam hidup saya kebanyakan adalah kesempatan yang bagai air mengalir. Kesempatan yang luar biasa sebenarnya, misalnya menang sayembara arsitektur dan jalan-jalan ke Shanghai, kerja di Singapur, atau dikirim presentasi ke Vietnam,namun saya tidak pernah memimpikan menjadi seorang arsitek.

Saya pernah mengininkan untuk menjadi tenaga ahli di bidang urban desain/housing, dan menjadi konsultan di pemerintahan.
Saya bahkan sudah berniat untuk mengambil S2 di bidang perumahan/urban desain untuk mendukung niat tersebut.
Tapi setelah saya rasakan, mimpi itu bukanlah mimpi saya sebenarnya, bukanlah mimpi yang hadir dari keinginan yang amat sangat, bukan hal yang saya idam-idamkan dari dulu. Mimpi itu hadir dari logika, dari keinginan untuk memanfaatkan gelar s1 saya dan supaya ehm, terdengar keren.

Sebenarnya ada sebuah bayangan yang sudah dari dulu ada di benak saya. Bayangan dengan visualisasi yang sedemikian jelas, bahkan settingnya pun selalu sama tiap kali saya membayangkannya.

Dalam bayangan itu saya tinggal di sebuah rumah berlantai 2, dengan dapur yang open plan, terletak di tengah-tengah ruangan, ruang keluarganya memiliki jendela fullheight yang menghadap ke halaman belakang dengan lahan yang luas, terdapat ruang studio untuk bekerja di rumah,mungkin penghuninya seorang penulis.

Itu adalah desain rumah studio saya pada kuliah tingkat 2.

Berkali-kali saya berusaha mengenyahkan bayanagan itu karna pertama, desain itu sama sekali tidak bagus. Dan kedua, makin lama bayangan itu smakin jelas, orang yang ada di dapur open plan itu adalah saya, sambil memasak kue, wangi masakan memenuhi seluruh ruangan. Dan anak-anak bermain di ruang tengah dengan ayah mereka.

Apakah artinya itu impian saya sebenarnya adalah menjadi ibu rumah tangga?

Memang itu adalah pekerjaan yang mulia, tapi apakah itu terlalu..simpel?

6 komentar:

  1. me too
    i want to be full time house wife :))

    BalasHapus
  2. apakah dirimu ingat impian kita berdua adalah memenuhi ruangan dengan aroma kue? :D *tapi kok belum jago2 ya bikin kuenya ;(

    BalasHapus
  3. kata siapa mer jadi ibu rumah tangga itu simple, jadi ibu rumah tangga itu susah lhooo,malah lebih susah dr orang yang kerja jd direktur,bayangin, harus mendidik anak biar gedenya sukses, harus nganter suami meraih suksesnya,bantuin suami, dll, itulah mengapa ibu rumah tangga itu mulia, so terusin aja cita2nya mer,yang penting kan bahagia,heheh, emang dl bikin rumah studio kayak gitu yak, aq dah lupa dl bikin kayak gmn:))

    BalasHapus
  4. iyayah, taggung jawabnya lebi berat jadi ibu rumah tangga, dunia akhirat @@ mungkin itu makanya ku lum dikasih peran jadi ibu rumah tangga 100% ya..*manggut2*

    BalasHapus
  5. aku masi inget desain rumah studio tingkat 2... ampe kebawa2 mimpi.. ngomong2 sendiri manggil kristin buat pengumpulan pas di mimpinya .. hihi..

    aku pengen jd super mom kek astri merianti nugraha. dia ibu 3 anak+ desain grapfis freelance di australi + buka catering masakan indo(semua dikerjain sendirian)..

    BalasHapus
  6. ooh..itu yang ada resep keluarga nugraha itu ya??
    iyaa keren tuhh ^^

    BalasHapus