Setelah pas 1 tahun kami ber2 (akhirnya!) bs sama sama setalah 5 bulan jauh2an (Sg-KL) akhirnya sekarang pun mesti jauh2an lagi. Hiks!
Doakan kami bisa bersabar ya..
*duuh baru juga 4 hari....*
Pages
▼
Kamis, April 29, 2010
Rabu, April 28, 2010
Quote of the day
"Without goals, and plans to reach them, you are like a ship that sail with no destination" -- (Fritzhugh Dodson)
Selasa, April 27, 2010
Tentang mimpi
Bagaimana kamu menggambarkan dirimu dalam 10 tahun kedepan?
Ini bukan pertanyaan yang harus dijawab dengan dahi berkerut, bahkan sampai harus ngarang2 segala supaya terdengar keren.
Pertanyaan ini harus diresapi, dalam suasana yang santai, kemudian dibayangkan.
Ada seorang temang yang mengatakan dia akan menjadi wanita aktif dan akan menjadi pembicara di seminar-seminar.
Ada yang ingin punya butik dengan cabang dimana-mana.
Ada juga yang ingin menjadi anggota legislatif.
Saya sendiri, sudah jadi apa ya dalam 10 tahun mendatang?
Pertanyaan ini selalu membuat saya sulit menjawabnya. Karena terus terang sampai saat ini saya belum yakin apa seberanya passion saya sebenarnya. Semua hal-hal dalam hidup saya kebanyakan adalah kesempatan yang bagai air mengalir. Kesempatan yang luar biasa sebenarnya, misalnya menang sayembara arsitektur dan jalan-jalan ke Shanghai, kerja di Singapur, atau dikirim presentasi ke Vietnam,namun saya tidak pernah memimpikan menjadi seorang arsitek.
Saya pernah mengininkan untuk menjadi tenaga ahli di bidang urban desain/housing, dan menjadi konsultan di pemerintahan.
Saya bahkan sudah berniat untuk mengambil S2 di bidang perumahan/urban desain untuk mendukung niat tersebut.
Tapi setelah saya rasakan, mimpi itu bukanlah mimpi saya sebenarnya, bukanlah mimpi yang hadir dari keinginan yang amat sangat, bukan hal yang saya idam-idamkan dari dulu. Mimpi itu hadir dari logika, dari keinginan untuk memanfaatkan gelar s1 saya dan supaya ehm, terdengar keren.
Sebenarnya ada sebuah bayangan yang sudah dari dulu ada di benak saya. Bayangan dengan visualisasi yang sedemikian jelas, bahkan settingnya pun selalu sama tiap kali saya membayangkannya.
Dalam bayangan itu saya tinggal di sebuah rumah berlantai 2, dengan dapur yang open plan, terletak di tengah-tengah ruangan, ruang keluarganya memiliki jendela fullheight yang menghadap ke halaman belakang dengan lahan yang luas, terdapat ruang studio untuk bekerja di rumah,mungkin penghuninya seorang penulis.
Itu adalah desain rumah studio saya pada kuliah tingkat 2.
Berkali-kali saya berusaha mengenyahkan bayanagan itu karna pertama, desain itu sama sekali tidak bagus. Dan kedua, makin lama bayangan itu smakin jelas, orang yang ada di dapur open plan itu adalah saya, sambil memasak kue, wangi masakan memenuhi seluruh ruangan. Dan anak-anak bermain di ruang tengah dengan ayah mereka.
Apakah artinya itu impian saya sebenarnya adalah menjadi ibu rumah tangga?
Memang itu adalah pekerjaan yang mulia, tapi apakah itu terlalu..simpel?
Ini bukan pertanyaan yang harus dijawab dengan dahi berkerut, bahkan sampai harus ngarang2 segala supaya terdengar keren.
Pertanyaan ini harus diresapi, dalam suasana yang santai, kemudian dibayangkan.
Ada seorang temang yang mengatakan dia akan menjadi wanita aktif dan akan menjadi pembicara di seminar-seminar.
Ada yang ingin punya butik dengan cabang dimana-mana.
Ada juga yang ingin menjadi anggota legislatif.
Saya sendiri, sudah jadi apa ya dalam 10 tahun mendatang?
Pertanyaan ini selalu membuat saya sulit menjawabnya. Karena terus terang sampai saat ini saya belum yakin apa seberanya passion saya sebenarnya. Semua hal-hal dalam hidup saya kebanyakan adalah kesempatan yang bagai air mengalir. Kesempatan yang luar biasa sebenarnya, misalnya menang sayembara arsitektur dan jalan-jalan ke Shanghai, kerja di Singapur, atau dikirim presentasi ke Vietnam,namun saya tidak pernah memimpikan menjadi seorang arsitek.
Saya pernah mengininkan untuk menjadi tenaga ahli di bidang urban desain/housing, dan menjadi konsultan di pemerintahan.
Saya bahkan sudah berniat untuk mengambil S2 di bidang perumahan/urban desain untuk mendukung niat tersebut.
Tapi setelah saya rasakan, mimpi itu bukanlah mimpi saya sebenarnya, bukanlah mimpi yang hadir dari keinginan yang amat sangat, bukan hal yang saya idam-idamkan dari dulu. Mimpi itu hadir dari logika, dari keinginan untuk memanfaatkan gelar s1 saya dan supaya ehm, terdengar keren.
Sebenarnya ada sebuah bayangan yang sudah dari dulu ada di benak saya. Bayangan dengan visualisasi yang sedemikian jelas, bahkan settingnya pun selalu sama tiap kali saya membayangkannya.
Dalam bayangan itu saya tinggal di sebuah rumah berlantai 2, dengan dapur yang open plan, terletak di tengah-tengah ruangan, ruang keluarganya memiliki jendela fullheight yang menghadap ke halaman belakang dengan lahan yang luas, terdapat ruang studio untuk bekerja di rumah,mungkin penghuninya seorang penulis.
Itu adalah desain rumah studio saya pada kuliah tingkat 2.
Berkali-kali saya berusaha mengenyahkan bayanagan itu karna pertama, desain itu sama sekali tidak bagus. Dan kedua, makin lama bayangan itu smakin jelas, orang yang ada di dapur open plan itu adalah saya, sambil memasak kue, wangi masakan memenuhi seluruh ruangan. Dan anak-anak bermain di ruang tengah dengan ayah mereka.
Apakah artinya itu impian saya sebenarnya adalah menjadi ibu rumah tangga?
Memang itu adalah pekerjaan yang mulia, tapi apakah itu terlalu..simpel?
Senin, April 26, 2010
Quote
"You don't have to be great to start, but You have to start to be great"
Let's hope I have the ability (and determination) to finish what I've started..
Let's hope I have the ability (and determination) to finish what I've started..
Sabtu, April 24, 2010
Full time housewife
I watched sex and city season 4 last night, in that episode Charlotte decided to quit her job to have a baby and be a full time housewife, and also to pursuit her other interest.
But somehow she needs to be assured to stand by her decision.
I can really relate to that. Sometimes based on other people judgment, being a housewife sounds less valuable than being a professional. As if it doesn't define you, As if you're overshadowed by your husband. As if pursuit other interest such as cooking, or painting is just hobbies, not a real 'job'.
Are those really other people judgment?
Or those are my own judgment?
I remember I heard my self saying I work freelance at home and the projects are from KL when someone asked me what do I do now.
It's like I know they will give me this pity look from them if I answered I quit my job from KL to follow my husband move to Indonesia and to be a fulltime housewife.
I know I'm blessed since I AM working from home and I AM a freelance architect currently but I always feel in some point I had to give those things up.
Architecture is not really my passion and I'm willing to spend time to find out what my real passion is.
I always wanted to learn how to bake, and sew so I could make own children clothes, or learn how to paint. And writing, I want to start writing again.
But somehow I'm still afraid to start. Afraid since it'll cost money, afraid if I got bored, afraid if I don't have the talent.
But mostly I'm afraid of other people judgment when I don't have my architect label to make me feel secure.
worst.dinner.ever
We went to Persib resto &cafe or something like that yesterday to celebrate my husband's belated birthday. We chose that place because we were intrigue by the 'sop iga bakar' written hugely on the banner.
And we saw that the parking lot is always full, so that's gotta mean the place is good.
WRONG.
When we enter the place, our first impression is the place is nicely decorated, nice interior with nice atmosphere. We chose to sit on the balcony to enjoy the breeze and the view.
The menu is quite diverse, from Asian meals, Indonesian, and western. The sop iga bakar which we thought is the specialty was very unreasonably expensive. idr 45 thousand per portion. Not sure about spending that amount of money to a meal which we were unsure is good; We ordered steaks instead. I ordered spaghetti with ribs.
#mistake no 1
We waited for ages to get our meal, with only 2 tables to serve!
We have to remind the waiter several times before we finally got our meal.
#mistake no 2
The steaks were finally showed up, after waited for approx half an hour maybe??
it tasted more like empal than steaks. Not to mention there were some burns on it. Humph.
#mistake no 3
The spaghetti tasted rather oily and too gingery, and tasted more like noodles. The ribs were tasteless. Grr..
#overall mistakes.
The price weeere to expensive for a service like this, the portion is quite small for a price like that, and the atmosphere were waay to mediocre to have that kind of price.
I normally don't review restaurants online and I do hope the won't put me behind bars because of this but I was really2 disappointed. This is our last dinner before my husband have to leave tomorrow, and when we express our disappointment to them, they only said sorry, no compensation or what so ever. I know they were quite new but with a service like this, I doubt they'll gonna make it in a very high competitive culinary world in Bandung.
PS. the full carpark that we saw everyday? Apparently this place became somekind of a base camp for a gang or something, maybe persib supporter? I don't know. The showed up with 1 car for each person. So with 10 people at the restaurant? the carpark is definitely going to be full.
And we saw that the parking lot is always full, so that's gotta mean the place is good.
WRONG.
When we enter the place, our first impression is the place is nicely decorated, nice interior with nice atmosphere. We chose to sit on the balcony to enjoy the breeze and the view.
The menu is quite diverse, from Asian meals, Indonesian, and western. The sop iga bakar which we thought is the specialty was very unreasonably expensive. idr 45 thousand per portion. Not sure about spending that amount of money to a meal which we were unsure is good; We ordered steaks instead. I ordered spaghetti with ribs.
#mistake no 1
We waited for ages to get our meal, with only 2 tables to serve!
We have to remind the waiter several times before we finally got our meal.
#mistake no 2
The steaks were finally showed up, after waited for approx half an hour maybe??
it tasted more like empal than steaks. Not to mention there were some burns on it. Humph.
#mistake no 3
The spaghetti tasted rather oily and too gingery, and tasted more like noodles. The ribs were tasteless. Grr..
#overall mistakes.
The price weeere to expensive for a service like this, the portion is quite small for a price like that, and the atmosphere were waay to mediocre to have that kind of price.
I normally don't review restaurants online and I do hope the won't put me behind bars because of this but I was really2 disappointed. This is our last dinner before my husband have to leave tomorrow, and when we express our disappointment to them, they only said sorry, no compensation or what so ever. I know they were quite new but with a service like this, I doubt they'll gonna make it in a very high competitive culinary world in Bandung.
PS. the full carpark that we saw everyday? Apparently this place became somekind of a base camp for a gang or something, maybe persib supporter? I don't know. The showed up with 1 car for each person. So with 10 people at the restaurant? the carpark is definitely going to be full.
Kamis, April 22, 2010
Am beeekk
I know I've never write lately.
My only excuse is a 2 weeks vacation with my husband through Sg-KL-Surabaya-Malang.
err..3rd honeymoon? or spent last days together before he had to leave for months?
hiks.
Anyway we went to universal studios in Singapore. Yay!
Details follows!
My only excuse is a 2 weeks vacation with my husband through Sg-KL-Surabaya-Malang.
err..3rd honeymoon? or spent last days together before he had to leave for months?
hiks.
Anyway we went to universal studios in Singapore. Yay!
Details follows!
Minggu, April 04, 2010
Di suatu malam 5 tahun yang lalu...
Sepasang muda mudi yang merupakan teman akrab sedang ngobrol di gelap nyawang sambil makan malam. Sang pemudi curhat hasil diskusinya dengan sang mama siang tadi.
M: Eh tadi aku abis ngobrol-ngobrol sama mam ttg pernikahan ,berhubung sekarang jomblo. Katanya kalo ampe umur 25 belum nikah juga mau dijodohin aja ><
A:oya? ya udah kalo umur 25 belum ada juga calonnya, kamu sama aku aja...
M: ....
*shock*
....
*blush*
:"D
M: Eh tadi aku abis ngobrol-ngobrol sama mam ttg pernikahan ,berhubung sekarang jomblo. Katanya kalo ampe umur 25 belum nikah juga mau dijodohin aja ><
A:oya? ya udah kalo umur 25 belum ada juga calonnya, kamu sama aku aja...
M: ....
*shock*
....
*blush*
:"D